Takut.....
Telah mengembara bersama setan-setan neraka yang menangis
abaikan kidung-kidung cinta nan merdu.
tak kah kau lelah,
berkubang dalam ketakutan dan kecurigaan yang membabi buta??
Tapi ketika cemburu membanting,
laksana badai yang mencabut akar-akar pohon
mematahkan tangkai-tangkai mawar di taman bunga yang berantakan.
aku gemetar ketakutan bersembunyi di dinding timur yang retak
tersandar menatap terbenamnya matahari.
berharap terhindar dari murka langit hancurkan segerombolan iblis
yang lari pontang-panting meratap dalam keluh kesah.
Seharusnya,
Kau bunuh rasa takutku ini......
"SISIHKAN SEDIKIT HARTAMU UNTUK MEREKA YANG TIDAK MAMPU. SALURKAN LEWAT ANTO WINARNO FOUNDATION DI REKENING BNI 0205385272".
Kamis, 22 Oktober 2009
Alasan...
Mari ayun langkah-langkah sunyi
menepuk angin yang membelai cakrawala
biarkan peluh mengalir mencari alasan...
Mari mengukir senyum di waktu-waktu yang panjang
indahkan kata rayu mendayu
biarkan gigi mengering mengunci sajak-sajak basi
mengusir murka dalam diri tanpa alasan...
Engkau adalah ragaku
satu dalam ikatan cahaya terang di ujung malam
bersama membunuh lelah,
sekata mengubur curiga yang mengganggu jiwa,
Ia hadir membawa alasannya sendiri di ujung pagi.
Mari memberi arti
mencekik curiga tanpa alasan
patahkan waktu, membuka hari baru.
Karena....
engkau adalah cintaku.
menepuk angin yang membelai cakrawala
biarkan peluh mengalir mencari alasan...
Mari mengukir senyum di waktu-waktu yang panjang
indahkan kata rayu mendayu
biarkan gigi mengering mengunci sajak-sajak basi
mengusir murka dalam diri tanpa alasan...
Engkau adalah ragaku
satu dalam ikatan cahaya terang di ujung malam
bersama membunuh lelah,
sekata mengubur curiga yang mengganggu jiwa,
Ia hadir membawa alasannya sendiri di ujung pagi.
Mari memberi arti
mencekik curiga tanpa alasan
patahkan waktu, membuka hari baru.
Karena....
engkau adalah cintaku.
Kamis, 15 Oktober 2009
Astagfirullah...
Aku jauh
menepi tak tergapai.
jauh terenggut oleh peduli-Mu.
Aku jauh
teriakanku lirih tak menggema menyentuh gendang telinga-Mu.
tak pantas ku harap jawab-Mu
tangis sia-sia mengharap ridho-Mu
Aku jauh
terselip diantara kegelapan
pedih mengejar mereka yang sangat dekat dengan-Mu
aku malu dalam kejauhan ini
Astagfirullah...
gumam terbaikku diantara tangis malamku.
menepi tak tergapai.
jauh terenggut oleh peduli-Mu.
Aku jauh
teriakanku lirih tak menggema menyentuh gendang telinga-Mu.
tak pantas ku harap jawab-Mu
tangis sia-sia mengharap ridho-Mu
Aku jauh
terselip diantara kegelapan
pedih mengejar mereka yang sangat dekat dengan-Mu
aku malu dalam kejauhan ini
Astagfirullah...
gumam terbaikku diantara tangis malamku.
Ragu Tak Bertepi
tak kah kau sadar...
cinta ini untukmu
tak sekecil pun terselip ragu di kisi hati.
tak salah engkau bertanya
tak salah curiga
tapi melambatlah engkau berjalan
kecil-kecil saja langkahmu
akan kau temukan syukurku kepada Ilahi atas pemberian terindahnya padaku.
adalah engkau dan buah hatiku.
tak ada alasan, untuk meragukanku.
cinta ini untukmu
tak sekecil pun terselip ragu di kisi hati.
tak salah engkau bertanya
tak salah curiga
tapi melambatlah engkau berjalan
kecil-kecil saja langkahmu
akan kau temukan syukurku kepada Ilahi atas pemberian terindahnya padaku.
adalah engkau dan buah hatiku.
tak ada alasan, untuk meragukanku.
Senin, 12 Oktober 2009
Ujung Tahun
Ku tunggu di ujung tahun
tuk melihat akan seperti apa dunia menyapaku.
biarkan saja seperti ini untuk sementara
biar ku hitung hari demi hari yang baru saja lewat.
detik demi detik yang menjenuhkan.
setelah itu, aku akan bertanya
untuk apa aku disini??
tuk melihat akan seperti apa dunia menyapaku.
biarkan saja seperti ini untuk sementara
biar ku hitung hari demi hari yang baru saja lewat.
detik demi detik yang menjenuhkan.
setelah itu, aku akan bertanya
untuk apa aku disini??
Di Sini
Aku kelelahan....
bosan,
capek,
jenuh dan jemu.
kaki ini sepertinya tak menapak
jalan saja di tempat.
padahal aku ingin berlari mengejar terang benderang di angkasa.
tak selangkah pun beranjak...
..meski merangkak.
bosan,
capek,
jenuh dan jemu.
kaki ini sepertinya tak menapak
jalan saja di tempat.
padahal aku ingin berlari mengejar terang benderang di angkasa.
tak selangkah pun beranjak...
..meski merangkak.
Tak Beranjak
Aku kelelahan....
bosan,
capek,
jenuh dan jemu.
Kaki ini sepertinya tak menapak, memaku bumi
jalan saja di tempat.
padahal aku ingin berlari mengejar terang benderang.
bosan,
capek,
jenuh dan jemu.
Kaki ini sepertinya tak menapak, memaku bumi
jalan saja di tempat.
padahal aku ingin berlari mengejar terang benderang.
Senin, 14 September 2009
Galau
Sakit yang tak tertahankan,
perih yang menyiksa,
pedih yang menusuk,
aku terkapar dalam kegalauan.
Hanya padamu, aku tumpahkan segalanya.
Tempatku menangis,
mengadu,
mengeluh untuk meraih ketenangan
menghitung buliran waktu yang meratap.
mengalihkan kebencian yang mengancam dari sudut waktu...
perih yang menyiksa,
pedih yang menusuk,
aku terkapar dalam kegalauan.
Hanya padamu, aku tumpahkan segalanya.
Tempatku menangis,
mengadu,
mengeluh untuk meraih ketenangan
menghitung buliran waktu yang meratap.
mengalihkan kebencian yang mengancam dari sudut waktu...
Rabu, 26 Agustus 2009
Selamat Tinggal
Aku tersedak,
nafasku tertahan di kerongkongan yang kering.
peluhku mengalir deras menjelajahi lekuk tubuhku.
jiwaku serasa melayang di keasingan yang menakutkan.
Kakiku tak lagi berpijak pada bumi
tanganku lumpuh tuk menggapai pucuk-pucuk cemara
gumamku teramat lirih
nyaris tak mampu mengucapkan selamat tinggal...
nafasku tertahan di kerongkongan yang kering.
peluhku mengalir deras menjelajahi lekuk tubuhku.
jiwaku serasa melayang di keasingan yang menakutkan.
Kakiku tak lagi berpijak pada bumi
tanganku lumpuh tuk menggapai pucuk-pucuk cemara
gumamku teramat lirih
nyaris tak mampu mengucapkan selamat tinggal...
Terbunuh Sunyi
Tatkala senja mulai manabur serbuk sunyi,
Burung hantu melantunkan lagu sendu di atas bukti bebatuan.
lalu keheningan menyelimuti setiap hati dan jiwa.
semuanya hanyut tenggelam dalam gulita yang membunuh.
aku berdiri di suatu tempat yang menakutkan
hanya ada ratapan tangis pilu yang ditujukan kepada wanita-wanita tua.
tidaklah pantas lelaki pemarah sepertiku terlena dalam penderitaan berbalut kesunyian hingga mencengkram keteguhan hati.
seperti cengkaraman cakar burung hantu pada kerongkongan tikus mangsanya.
tapi kesunyian benar-benar menambah suasana derita sedih
jiwa-jiwa yang menjerit pilu,
menambah kemalangan yang berseliweran dalam jurang menganga.
Burung hantu melantunkan lagu sendu di atas bukti bebatuan.
lalu keheningan menyelimuti setiap hati dan jiwa.
semuanya hanyut tenggelam dalam gulita yang membunuh.
aku berdiri di suatu tempat yang menakutkan
hanya ada ratapan tangis pilu yang ditujukan kepada wanita-wanita tua.
tidaklah pantas lelaki pemarah sepertiku terlena dalam penderitaan berbalut kesunyian hingga mencengkram keteguhan hati.
seperti cengkaraman cakar burung hantu pada kerongkongan tikus mangsanya.
tapi kesunyian benar-benar menambah suasana derita sedih
jiwa-jiwa yang menjerit pilu,
menambah kemalangan yang berseliweran dalam jurang menganga.
Adalah
Ada kalanya aku bertanya
namun tak mendapat jawaban.
aku hanya mengeluh dalam kesedihan
ketika tak mampu menguak arti amarahmu.
kau sungguh misteri...
binar-binar ayumu luruh seketika disapu mendung
padahal,
aku adalah jiwa dan ragamu.
aku adalah teman hingga akhir hayatmu.
aku adalah malaikat yang akan memelukmu hingga kau terlelap...
namun tak mendapat jawaban.
aku hanya mengeluh dalam kesedihan
ketika tak mampu menguak arti amarahmu.
kau sungguh misteri...
binar-binar ayumu luruh seketika disapu mendung
padahal,
aku adalah jiwa dan ragamu.
aku adalah teman hingga akhir hayatmu.
aku adalah malaikat yang akan memelukmu hingga kau terlelap...
Berperang Demi Cinta
Kekasihku,
demi hangat pelukmu, lembut kecupmu dan belai cinta sucimu,
aku rela memasuki medan perang sekalipun di dalamnya aku bisa mati...
Kekasihku,
percayalah bahwa semua itu kulakukan
semata demi membuktikan betapa nafas jiwaku
takkan pernah mengenyam manisnya kehidupan
jikalau aku tak pernah mengenal dan mencintaimu...
(By Kahlil Gibran)
demi hangat pelukmu, lembut kecupmu dan belai cinta sucimu,
aku rela memasuki medan perang sekalipun di dalamnya aku bisa mati...
Kekasihku,
percayalah bahwa semua itu kulakukan
semata demi membuktikan betapa nafas jiwaku
takkan pernah mengenyam manisnya kehidupan
jikalau aku tak pernah mengenal dan mencintaimu...
(By Kahlil Gibran)
Bidadari
Titik-titik embun terpendam dalam gema yang berpantulan di antara perbukitan
memecahkan emosi yang tak tertahan.
tanganmu menggapaiku membawa serta kesejukan.
tak terbayangkan, jika kau tiada.
kau adalah bidadariku yang menampung tangisku, keluhku dan matiku...
memecahkan emosi yang tak tertahan.
tanganmu menggapaiku membawa serta kesejukan.
tak terbayangkan, jika kau tiada.
kau adalah bidadariku yang menampung tangisku, keluhku dan matiku...
Setyo Enggar Baladewa
Aku sapa engkau pada langkah terakhir
kau hanya diam membisu
dingin, matamu tak berbinar.
entah apa yang kurasakan saat itu,
ketika kupandangi tubuh semampaimu.
ada noda terlihat, meski itu bukan sejumput dosa.
bukan pula selembar dendam
engkau percikkan sekeping nyali untuk takut dan berharap
dari rongga dadaku hingga liang kuburku,
engkau adalah jiwaku, sejak engkau persembahkan sang malaikat kecil
... Setyo Enggar Baladewa..., anakku.
kau hanya diam membisu
dingin, matamu tak berbinar.
entah apa yang kurasakan saat itu,
ketika kupandangi tubuh semampaimu.
ada noda terlihat, meski itu bukan sejumput dosa.
bukan pula selembar dendam
engkau percikkan sekeping nyali untuk takut dan berharap
dari rongga dadaku hingga liang kuburku,
engkau adalah jiwaku, sejak engkau persembahkan sang malaikat kecil
... Setyo Enggar Baladewa..., anakku.
Terbang
Terbang sendiri menembus langit
berkejaran dengan awan, rembulan, matahari dan bintang gemintang
awan putih berhampar luas tiada tepi
angin kencang menampar wajah
... memerah sungguh...
tak disangka, badai menghadang ganas
marah menyulut angkara murka
berkejaran dengan awan, rembulan, matahari dan bintang gemintang
awan putih berhampar luas tiada tepi
angin kencang menampar wajah
... memerah sungguh...
tak disangka, badai menghadang ganas
marah menyulut angkara murka
Rahasia
Ada rahasiamu yang tak terkatakan
setan pun terganggu dalam keluh kesah dan ratapan
kudengar dengan rasa kasihanku yang mengandung kelemahan.
rahasiamu membuat awan menyeringai
bunga-bunga kamboja terjun bebas,
menancap di ujung pucuk ilalang menebar teka-teki
setan pun terganggu dalam keluh kesah dan ratapan
kudengar dengan rasa kasihanku yang mengandung kelemahan.
rahasiamu membuat awan menyeringai
bunga-bunga kamboja terjun bebas,
menancap di ujung pucuk ilalang menebar teka-teki
Dusta
Jauh di dasar jiwamu,
telah bertumpuk ribuan dusta.
menguyup rintik satu-satu yang terlukis abstrak di kaca jendela.
sepetak cermin menggambarkan dirimu pula,
yang dihempas angin hingga berderai
namun kau tetap tegak dalam serpihan
tersenyum memandangku penuh congkak
tulang keringku bergetar,
tak kuasa berlari dari tikaman dusta-dusta busukmu..
telah bertumpuk ribuan dusta.
menguyup rintik satu-satu yang terlukis abstrak di kaca jendela.
sepetak cermin menggambarkan dirimu pula,
yang dihempas angin hingga berderai
namun kau tetap tegak dalam serpihan
tersenyum memandangku penuh congkak
tulang keringku bergetar,
tak kuasa berlari dari tikaman dusta-dusta busukmu..
K a u
Berdsarkan kepada tarian warna pelangi
kau di depanku bertudung sutera senja
sepasang matamu gambarkan kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun membawa gelombang lewat bulirnya
menyihirku untuk bergelut dengan diri sendiri.
tapi kau hanya berlalu,
bahkan tersenyum padaku pun kau tak mau..
kau di depanku bertudung sutera senja
sepasang matamu gambarkan kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun membawa gelombang lewat bulirnya
menyihirku untuk bergelut dengan diri sendiri.
tapi kau hanya berlalu,
bahkan tersenyum padaku pun kau tak mau..
Lagu Cempreng
Aku bernyanyi,laguku cempreng. untuk siapa?
lebih enak mendengar pekikan srigala di ujung senja,
atau menikmati senandung segerombol burung emprit yang melintasi hutan.
tapi lagunya lain pula
membuat semua yang mendengar menggelepar,
menebal,
mengental,
lagu yang tak kukenal: selamat tinggal
lebih enak mendengar pekikan srigala di ujung senja,
atau menikmati senandung segerombol burung emprit yang melintasi hutan.
tapi lagunya lain pula
membuat semua yang mendengar menggelepar,
menebal,
mengental,
lagu yang tak kukenal: selamat tinggal
Isteriku...
Isteriku,
Kita berdua punya taman
memang tak lebar, apalagi luas. kecil saja sudah cukup.
cukuplah untuk kau dan aku mencurahkan segala ungkapan cinta, amarah, kekesalah, kecemburuan, kerinduan dan keluhan.
bunga-bunganya menggembirakan hati karena menawarkan banyak warna.
walaupun rumputnya tak seperti permadani
bagi kau dan aku,tak menjadi masalah
karena taman itu hanya punya kita berdua.
tempat bernyanyi, bercengkrama dan tempat waktu akan merenggut usia kita.
Isteriku,
peganglah kedua tanganku, dan tatap mataku.
Aku Mencintaimu....
Kita berdua punya taman
memang tak lebar, apalagi luas. kecil saja sudah cukup.
cukuplah untuk kau dan aku mencurahkan segala ungkapan cinta, amarah, kekesalah, kecemburuan, kerinduan dan keluhan.
bunga-bunganya menggembirakan hati karena menawarkan banyak warna.
walaupun rumputnya tak seperti permadani
bagi kau dan aku,tak menjadi masalah
karena taman itu hanya punya kita berdua.
tempat bernyanyi, bercengkrama dan tempat waktu akan merenggut usia kita.
Isteriku,
peganglah kedua tanganku, dan tatap mataku.
Aku Mencintaimu....
kuasa
tak kuasa aku,
ketika malam memakan segala yang rakus
menguyahnya hingga lumat dan memuntahkannya dan tak ada yang tersisa di lambung busuknya.
tak kuasa aku,
ketika malam harus melahap putaran waktu yang tiada henti
baru akan terhenti, jika yang hidup telah mati
ketika malam memakan segala yang rakus
menguyahnya hingga lumat dan memuntahkannya dan tak ada yang tersisa di lambung busuknya.
tak kuasa aku,
ketika malam harus melahap putaran waktu yang tiada henti
baru akan terhenti, jika yang hidup telah mati
dalam pelarian
Dalam pelarian, remang bersengketa di sini.
paduan dari dua sukma, antara siang dan petang.
antara petang dan malam, antara malam dan pagi, dan antara pagi dan siang.
Dalam pelarian
tempat menerima segala,
termasuk sampah yang beterbangan dibawa angin yang marah.
angin menghempaskan pintu dan jedela hingga tak terhingga.
hancuir berkeping, luruh jatuh ke tanah
paduan dari dua sukma, antara siang dan petang.
antara petang dan malam, antara malam dan pagi, dan antara pagi dan siang.
Dalam pelarian
tempat menerima segala,
termasuk sampah yang beterbangan dibawa angin yang marah.
angin menghempaskan pintu dan jedela hingga tak terhingga.
hancuir berkeping, luruh jatuh ke tanah
barangkali...
barangkali,
aku tak perlu lagi menyulut sunyi.
apinya terlalu kecil dan tak cukup panas untuk membakar keriuhan itu.
anak-anak masih bugil di kali dengan jeritannya
saling mencipratkan air ke wajah-wajah lugu itu sambil menunggu bedug maghrib bertalu
ibu-ibu masih memunguti ranting di ladang, mengikatnya untuk dibawa pulang,
dan menyanyikan lagu-lagu langgam jawa.
pria-pria dewasa masih bermandi keringat di kebun tebu
raungan truk-truk kotor berdebu, kian menambah keriuhan hari.
petani di sawah masih meneriaki burung-burung penggangu padi.
lengguhan induk kerbau bernada panik mencari anak-anaknya yang tercecer..
...dan kegaduhan lainnya.
barangkali,
aku tak perlu lagi menyulut sunyi.
apinya terlalu kecil dan tak cukup panas untuk membakar keriuhan itu.
aku tak perlu lagi menyulut sunyi.
apinya terlalu kecil dan tak cukup panas untuk membakar keriuhan itu.
anak-anak masih bugil di kali dengan jeritannya
saling mencipratkan air ke wajah-wajah lugu itu sambil menunggu bedug maghrib bertalu
ibu-ibu masih memunguti ranting di ladang, mengikatnya untuk dibawa pulang,
dan menyanyikan lagu-lagu langgam jawa.
pria-pria dewasa masih bermandi keringat di kebun tebu
raungan truk-truk kotor berdebu, kian menambah keriuhan hari.
petani di sawah masih meneriaki burung-burung penggangu padi.
lengguhan induk kerbau bernada panik mencari anak-anaknya yang tercecer..
...dan kegaduhan lainnya.
barangkali,
aku tak perlu lagi menyulut sunyi.
apinya terlalu kecil dan tak cukup panas untuk membakar keriuhan itu.
Kecup
Kubentuk duniaku sendiri
dan kuberi pula makna hidup segala hal yang dikira orang mati...
kecup,
keduplah aku terus jangan hiraukan mereka.
seperti petani yang beranjak pulang di senja hari,
tak lagi peduli pada padi menguning.
dan kuberi pula makna hidup segala hal yang dikira orang mati...
kecup,
keduplah aku terus jangan hiraukan mereka.
seperti petani yang beranjak pulang di senja hari,
tak lagi peduli pada padi menguning.
Mampus
terakhir kali menghadap, seikat mawar ditangannya.
ditebarkan dihadapan kekasihnya dengan ucapan pasti dari bibirnya;...ini untukmu...
Kedunya lalu membiarkan diri diam dan termangu
bodoh sekali dan hanya saling bertanya dalam hari
apakah ini?
cinta?
keduanya tak saling mengerti....
ohhh...
hatinya yang tak mau memberi,
mampus kau dikoyak-koyak sepi!!!!!!!
ditebarkan dihadapan kekasihnya dengan ucapan pasti dari bibirnya;...ini untukmu...
Kedunya lalu membiarkan diri diam dan termangu
bodoh sekali dan hanya saling bertanya dalam hari
apakah ini?
cinta?
keduanya tak saling mengerti....
ohhh...
hatinya yang tak mau memberi,
mampus kau dikoyak-koyak sepi!!!!!!!
Selasa, 25 Agustus 2009
TanganMu
panas di luar
api mendesak-desak lurus kaku pepohonan
tak bergeming hingga ke puncak
gaduh,
tak kuasa menepis dan merenggt segala yang menanti
semua mencekik, mencangkung, mencengkram pundakku hingga terduduk.
hanya tanganMu yang sudi membeli belakang kepalaku...
dan memberiku setetes kesejukan.
api mendesak-desak lurus kaku pepohonan
tak bergeming hingga ke puncak
gaduh,
tak kuasa menepis dan merenggt segala yang menanti
semua mencekik, mencangkung, mencengkram pundakku hingga terduduk.
hanya tanganMu yang sudi membeli belakang kepalaku...
dan memberiku setetes kesejukan.
Buyar
Petir menyambar pucuk dedaunan hingga berbakar
bunyinya menggebu panjang membuyarkan mimpi yang ingin kurajut kembali.
saat itu,
aku ingin melepaskan anak panah agar menancap di langit,
atau kerinduan ini tak akan terhenti.
bunyinya menggebu panjang membuyarkan mimpi yang ingin kurajut kembali.
saat itu,
aku ingin melepaskan anak panah agar menancap di langit,
atau kerinduan ini tak akan terhenti.
HILANG
semuanya menghilang begitu saja
seperti bersembunyi di balik rerumputan.
mengintip dan hanya mencuri pandang dari kegelapan.
jejak kaki semut, menghilang
kepak sayap belalang, menghilang
pekikan jangkrik, menghilang
mengikuti rintik hujan yang menghilang menghujam gundukan pasir.
seperti bersembunyi di balik rerumputan.
mengintip dan hanya mencuri pandang dari kegelapan.
jejak kaki semut, menghilang
kepak sayap belalang, menghilang
pekikan jangkrik, menghilang
mengikuti rintik hujan yang menghilang menghujam gundukan pasir.
Angkuh
Kau tetap saja berdiri congkak!
matahari pun tak kau hiraukan, apalagi rembulan yang sudah mati.
bintang-bintang pun tak membuatmu bergeming
kelipan cahayanya hanya kotoran bagimu.
Keangkuhanmu telah membanggakanmu.
Akan seperti itu,
terus begitu,
entah sampai kapan.............
matahari pun tak kau hiraukan, apalagi rembulan yang sudah mati.
bintang-bintang pun tak membuatmu bergeming
kelipan cahayanya hanya kotoran bagimu.
Keangkuhanmu telah membanggakanmu.
Akan seperti itu,
terus begitu,
entah sampai kapan.............
Amarah
Ada sesuatu yang harus dimengerti oleh matahari,
panasnya membuatku dahaga, melengkapi kegersangan yang sudah ada
menampar pipiku, rasanya membakar.
kubalas tamparan itu.
bogem ini membuatnya terkapar hingga tak terdengar lagi rintihan ampun dari lelehan darah di bibirnya.
kepalan tanganku terus menghujam di sekujur tubuh gempalnya.
kakiku pun ambil bagian mengakhiri kemarahanku yang terpancing..
panasnya membuatku dahaga, melengkapi kegersangan yang sudah ada
menampar pipiku, rasanya membakar.
kubalas tamparan itu.
bogem ini membuatnya terkapar hingga tak terdengar lagi rintihan ampun dari lelehan darah di bibirnya.
kepalan tanganku terus menghujam di sekujur tubuh gempalnya.
kakiku pun ambil bagian mengakhiri kemarahanku yang terpancing..
Allah SWT
Seperti ombak yang mampu pecahkan onggokan karang di laut...
seperti jiwaku,
jiwa yang kuat laksana samudra.
aku tak terkalahkan
perkasaku tak tertandingi,
hanya kepada Dia aku takluk...
Allah Subhana Wata'alla
seperti jiwaku,
jiwa yang kuat laksana samudra.
aku tak terkalahkan
perkasaku tak tertandingi,
hanya kepada Dia aku takluk...
Allah Subhana Wata'alla
Bukan
Bukan merah bibirmu, kukumu dan rona merahmu yang ingin kucari...
bukan juga desah manjamu yang menerbitkan nafsu lelakiku,
apalagi busana ketatmu yang menggoda hidung belang.
bukan,
bukan itu yang kucari.
karenanya, pergilah menjauh!!!!
bukan juga desah manjamu yang menerbitkan nafsu lelakiku,
apalagi busana ketatmu yang menggoda hidung belang.
bukan,
bukan itu yang kucari.
karenanya, pergilah menjauh!!!!
Terpental
Jangan tanyakan kemana air mengalir
jika kau tanya berkah, celupkan saja ujung jarimu.
biarkan ujung rumput yang hanyut.
kau hanya berhak ikuti arusnya,
atau melawan jika ingin terpental.
jika kau tanya berkah, celupkan saja ujung jarimu.
biarkan ujung rumput yang hanyut.
kau hanya berhak ikuti arusnya,
atau melawan jika ingin terpental.
Katakan....
Lemparkan pada deruan angin,
lagukan pada perbukitan dan gunung yang perkasa
lantunkan pada kedengkian waktu
nyanyikan pada lengkung warna pelangi di kaki cakrawala
sampaikan kepadaku,
agar aku bisa memaknai isi jiwamu
lagukan pada perbukitan dan gunung yang perkasa
lantunkan pada kedengkian waktu
nyanyikan pada lengkung warna pelangi di kaki cakrawala
sampaikan kepadaku,
agar aku bisa memaknai isi jiwamu
Tanyakan
Sapa angin, bertutur tentang kesetiaan pada samudra
bertutur tentang kejujuran pada ombak
bertutur tentang arti dan janji pada buih di bibir pantai
bertutur tentang kesucian, ketulusan dan keraguan pada angin laut...
semuanya bisu..
bertutur tentang kejujuran pada ombak
bertutur tentang arti dan janji pada buih di bibir pantai
bertutur tentang kesucian, ketulusan dan keraguan pada angin laut...
semuanya bisu..
Belenggu
Dunia menjelma seperti rumah tua yang menulis suratan nasib di lingkaran langit
akulah pengembara yang ditawan dogma.
aku berserakan di pinggiran kota kumuh dan gersang,
yang bertahun sudah tak disambangi gerimis.
Kemanakah kulepaskan sesak yang memberontak? Ketika harap dan cemas berebut pagi.
lupa dengan wajah diri yang terpuruk dalam belenggu
akulah pengembara yang ditawan dogma.
aku berserakan di pinggiran kota kumuh dan gersang,
yang bertahun sudah tak disambangi gerimis.
Kemanakah kulepaskan sesak yang memberontak? Ketika harap dan cemas berebut pagi.
lupa dengan wajah diri yang terpuruk dalam belenggu
Subuh
Hanya kokok ayam pertama yang menyedarkanku hadirnya fajar menyamput matahari pagi
kusimpuhkan kakiku ketika azan surau baru saja lewat
kutumpahkan segenap jiwa dan raga
bersujud menyerahkan segelintir nyawa kepada Tuhanku.
aku tak peduli seberapa jauh melangkah dalam salah,
namun aku harus kembali sejak subuh ini...
kusimpuhkan kakiku ketika azan surau baru saja lewat
kutumpahkan segenap jiwa dan raga
bersujud menyerahkan segelintir nyawa kepada Tuhanku.
aku tak peduli seberapa jauh melangkah dalam salah,
namun aku harus kembali sejak subuh ini...
RINDU
Malam berjalan dalam kepekatan rindu yang semakin mencekat
gumam jangkrik tak mengganggu dentingan tiang listrik yang dipukuli tukang ronda
hanya bisikan angin menghiburku, melupakan sejenak rindu
namun, suaranya kian lirih dijemput dingin
gumam jangkrik tak mengganggu dentingan tiang listrik yang dipukuli tukang ronda
hanya bisikan angin menghiburku, melupakan sejenak rindu
namun, suaranya kian lirih dijemput dingin
Rokok
Aroma rokok mengantar jejak kaki rembulan yang menyapu wajah malam
batang demi batang Sampoerna menguap di udara,
mengejar kelebat lintang alihan yang menjauh mendendangkan raungan rindu.
rokok terakhir masih menyelip di ujung bibirku
namun mata ini telah redup.
kelopaknya lunglai, berat mengantuk.
Akankah kulewatkan makna batuk demi batuk yang menyalak dari tenggorokanku?
batang demi batang Sampoerna menguap di udara,
mengejar kelebat lintang alihan yang menjauh mendendangkan raungan rindu.
rokok terakhir masih menyelip di ujung bibirku
namun mata ini telah redup.
kelopaknya lunglai, berat mengantuk.
Akankah kulewatkan makna batuk demi batuk yang menyalak dari tenggorokanku?
ESOK
Adakah esok yang ditatap,
memelukku sepulang dari kegontaian.
mata menatap kosong, menambah beban raga yang tertatih.
memburu ujung nafas diantara perbatasan surga dan neraka...
aku tobat padamu Tuhan...
memelukku sepulang dari kegontaian.
mata menatap kosong, menambah beban raga yang tertatih.
memburu ujung nafas diantara perbatasan surga dan neraka...
aku tobat padamu Tuhan...
Sisa Waktu
Kaki seolah melayang untuk menggapai langit yang mengusung hujan
yang ambruk, luruh menghajar bumi.
kita mengais asa antara bayangan senja
mengutip nyali dalam luapan kecemasan memandang sisa waktu.
yang ambruk, luruh menghajar bumi.
kita mengais asa antara bayangan senja
mengutip nyali dalam luapan kecemasan memandang sisa waktu.
Tanpa Makna
Ketika tanya tak berujung,
biarkan segalanya menjadi serpihan tanpa makna.
tanpa jawaban hngga Sang Perkasa menutup babak lawas semesta raya
biarkan segalanya menjadi serpihan tanpa makna.
tanpa jawaban hngga Sang Perkasa menutup babak lawas semesta raya
Andai Kau Tahu
apakah kau tak berpikir
cinta ini hanya untukmu, mengiringi detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun yang telah lelah berputar di sepanjang waktu tersisa..
bisumu hanya menyulut perih.
ragumu hanya mengotori angkasa..
marahmu hanya nodai mimpi...
cemburumu hanya mengusik janji....
cinta ini hanya untukmu, mengiringi detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun yang telah lelah berputar di sepanjang waktu tersisa..
bisumu hanya menyulut perih.
ragumu hanya mengotori angkasa..
marahmu hanya nodai mimpi...
cemburumu hanya mengusik janji....
Menjauh
Warna itu seperti mencongkel mataku.
aku terpaku,
kaki menancap bumi,
mulut menganga,
tenggorokan tercekat,
hati berdegup,
jantung gergendang,
bulu merinding,
aku menyingkir, menjauh hingga tak akan pernah bisa kau ikuti lagi...
aku terpaku,
kaki menancap bumi,
mulut menganga,
tenggorokan tercekat,
hati berdegup,
jantung gergendang,
bulu merinding,
aku menyingkir, menjauh hingga tak akan pernah bisa kau ikuti lagi...
Selasa, 18 Agustus 2009
Semestinya...
"Semestinya,
Tak kubunuh rasa ini sendiri, ketika aku telah menganggap semuanya menjadi mudah.
Semestinya,
Kubiarkan rasa itu hidup, ketika ada yang lebih berarti ketimbang sebuah rasa.
Semestinya,
Bukan hanya aku yang memanah jantung sendiri.
Semestinya,
Kau abaikan aku di alam sadarmu.
Semestinya,
Aku pergi..."
Tak kubunuh rasa ini sendiri, ketika aku telah menganggap semuanya menjadi mudah.
Semestinya,
Kubiarkan rasa itu hidup, ketika ada yang lebih berarti ketimbang sebuah rasa.
Semestinya,
Bukan hanya aku yang memanah jantung sendiri.
Semestinya,
Kau abaikan aku di alam sadarmu.
Semestinya,
Aku pergi..."
????
"Tiba-tiba angin menggempur bumi yang terlelap malam ini. Sangat keras!
Rembulan pun tak berkutik melengkapi keheningan hati.
Meski tangan bintang terlihat merayap di sisi pembaringan. Meraba, entah apa yang dicari.
Tak ditemukan, apa pun...selain aku..."
Rembulan pun tak berkutik melengkapi keheningan hati.
Meski tangan bintang terlihat merayap di sisi pembaringan. Meraba, entah apa yang dicari.
Tak ditemukan, apa pun...selain aku..."
Lawan
...Angin malam menuntunku untuk melawan,
tapi aku terlalu lemah untuk bertahan.
kakiku gemetar, bibirku terkatup rapat untuk mengatakannya.
nafasku memburu kencang, ketika aku hampir terkapar dan kehilangan segalanya.
Tapi, aku masih memiliki-NYA...
tapi aku terlalu lemah untuk bertahan.
kakiku gemetar, bibirku terkatup rapat untuk mengatakannya.
nafasku memburu kencang, ketika aku hampir terkapar dan kehilangan segalanya.
Tapi, aku masih memiliki-NYA...
M a l a m
Malam,
Adakah yang kau sembunyikan dari pandanganku? Adakah pesan dari teka-teki gulitamu? Masihkah ada rahasia antara kita?
Aku minta maaf jika rembulan tak menyinarimu dan mimpi-mimpinya tertunda. Tak perlu salahkan waktu yang terus bergulir, seperti kau menggantikan siang hari. Aku tak sangggup menjadi yang terindah untuk menghiasi pergantian waktu dari senja menuju fajarmu.
Anggaplah aku seperti serpihan tanpa makna, hingga Sang Perkasa menutup semesta raya...
Adakah yang kau sembunyikan dari pandanganku? Adakah pesan dari teka-teki gulitamu? Masihkah ada rahasia antara kita?
Aku minta maaf jika rembulan tak menyinarimu dan mimpi-mimpinya tertunda. Tak perlu salahkan waktu yang terus bergulir, seperti kau menggantikan siang hari. Aku tak sangggup menjadi yang terindah untuk menghiasi pergantian waktu dari senja menuju fajarmu.
Anggaplah aku seperti serpihan tanpa makna, hingga Sang Perkasa menutup semesta raya...
Sebelum Terlambat
Kaki seakan tak menjejak bumi
Tangan tak menggapai langit yang mengusung mendung
yang runtuh.....
yang luruh....
Mengutip nyali di luapan kecemasan akan sisa waktu
Adakah esok hari yang ditatap?
Memelukmu yang baru pulang dari kegontaian?
Masih ada makna yang tersisa
Terkecuali, maut menjemputmu esok hari.
Merataplah ....
Memohonlah ....
.... Sebelum Terlambat.........
Tangan tak menggapai langit yang mengusung mendung
yang runtuh.....
yang luruh....
Mengutip nyali di luapan kecemasan akan sisa waktu
Adakah esok hari yang ditatap?
Memelukmu yang baru pulang dari kegontaian?
Masih ada makna yang tersisa
Terkecuali, maut menjemputmu esok hari.
Merataplah ....
Memohonlah ....
.... Sebelum Terlambat.........
Pertemuan
.....seakan terhenti detik demi detik yang panjang
seperti termangunya si anggrek menatap tulip biru
menghentikan arus sungai yang membawa jazad suci melati
Matamu,
masih seperti dulu yang lembut menyapa seperti mentari pagi
menerobos relung hari membawa kabar jiwamu
layaknya menganugrahi pertemuan oleh karena ketentuan-Nya....
seperti termangunya si anggrek menatap tulip biru
menghentikan arus sungai yang membawa jazad suci melati
Matamu,
masih seperti dulu yang lembut menyapa seperti mentari pagi
menerobos relung hari membawa kabar jiwamu
layaknya menganugrahi pertemuan oleh karena ketentuan-Nya....
Selamat Ulang Tahun
Selamat Ulang Tahun, isteriku...
Tak ada hadiah ditanganku,
Hanya ada ucapan biasa dari mulutku,
Tapi di hatiku ada doa, ada asa dan ada cinta yang tak mungkin kulukiskan atas semua yang telah kau berikan untukku.
Kau beri aku cinta, perhatian dan anak lelaki kita: Setyo Enggar Baladewa...
Tak ada hadiah ditanganku,
Hanya ada ucapan biasa dari mulutku,
Tapi di hatiku ada doa, ada asa dan ada cinta yang tak mungkin kulukiskan atas semua yang telah kau berikan untukku.
Kau beri aku cinta, perhatian dan anak lelaki kita: Setyo Enggar Baladewa...
Langganan:
Postingan
(
Atom
)