"SISIHKAN SEDIKIT HARTAMU UNTUK MEREKA YANG TIDAK MAMPU. SALURKAN LEWAT ANTO WINARNO FOUNDATION DI REKENING BNI 0205385272".
Selasa, 12 November 2013
GALANG SERIBU RUPIAH UNTUK PERBAIKI JALAN NEGARA
KERUSAKAN jalan negara di Kabupaten Sanggau, Kalbar sudah teramat parah. Oleh beberapa pihak dianggap sudah menjadi darurat transportasi dan bencana nasional.
Tak terhitung jumlah kendaraan tumbang setiap harinya, karena kondisi jalan yang seperti kubangan kerbau di musim penghujan, dan masyarakat pengguna jalan panen debu di musim kemarau. Sepertinya rakyat merasa percuma membayar pajak. Entah kemana pemerintah?
Yang jelas, ada juga yang mempertanyakan kemana sepuluh anggota DPR-RI di Senayan Jakarta asal Kalbar. Sepertinya membisu tak berteriak. Mungkin terlena dalam nikmatnya kursi empuk legislatif yang melenakan.
Pertanyaannya adalah: "Adakah yang ngurus negeri ini??" Tanya saja kepada rumput yang sudah mulai enggan bergoyang di negeri ini.
Saat ini, masyarakat di Sanggau juga tengah melakukan "Gerakan Seribu Rupiah Untuk Perbaikan Jalan Negara". Walaupun banyak yang pesimis, gerakan ini akan mampu menggugah hati pemerintah untuk memperbaiki jalan negara di Kabupaten Sanggau yang sudah teramat parah kondisinya. Mungkin, akan lebih baik jika mengadu langsung kepada Tuhan Yang Maha Esa! (*)
AKTIVITAS MALAM
"Hallo, Mblo...!
Lagi ngapain? Pasti lagi ngegalau gak karuan. Daripada manyun,mending ngobrol aja. Ngobrol sama tembok misalnya.
Atau kalo pengen tubuh seger, coba berendam Air Es sambil Ngunyah Batu Es, biasanya langsung membikin tubuhmu hangat, dan keringat akan mengucur dengan deras. Ingat,jangan lupa mengkonsumsi 5 botol Kiranti sebelum bobok, dan 5 botol lagi saat bangun tidur supaya tubuhmu segar bertenanga. Sebab, besok maku masih membutuhkan energi untuk meratapi kejombloanmu.
#Resep Obat Galau Mbah Untu Growong#
UCAPAN TERIMA KASIH...!!!!
Betapa pentingnya ucapan terima kasih. Kalimat sederhana yg memiliki makna mendalam. Ironisnya, terlalu sedikit orang yg pandai berterima kasih.
- Yg PACARAN: "Makasih ya, udah nemenin aku jalan..."
- Yg KANGEN: "Makasih ya, udah nemenin aku ngobrol di telpon..."
- Yg JOMBLO: "Makasih ya, udah nemenin gue ngobrol. *Ngomong sama Bayangan*
#Baygon Rebus Mana Baygon Rebus???#
KENALAN YUK...!
Sepulang kerja, jOn tampan berjumpa seorang pria yg dari gesture wajahnya, seperti masih ada keturunan timur tengah.
"Maaf, Mas. Namanya siapa?"tanya jOn yg dikenal ramah itu.
"Nama aku ARAF..."jwbnya.
"Wow, nama timur tengah nih. Nama panjangnya apa?"tanya jOn lagi.
"Nama panjang aku: SyARAFik" jwbnya.
#Kunyah Jari#
DIPERBUDAK SMART PHONE
"Anak-anak memerlukan kekuatan untuk bersandar, memerlukan dada untuk tempat menangis, dan memerlukan contoh untuk tempat belajar".(Penulis)
TELEPON pintar atau smart phone, kini telah menjadi bagian hidup dan terlalu banyak menyita waktu pemiliknya dalam setiap harinya. Saya akan bercerita tentang kisah nyata di sebuah kafe. Bermula ketika sepasang suami istri membawa dua orang anak untuk makan malam. Sang ibu memesan makanan untuk anaknya. Ketika pesanan makanan datang, kedua anaknya diminta untuk segera makan. Sementara ayah dan ibunya asyik dengan smart phone di tangannya. Mereka tidak saling bicara, karena asyik dengan smart phone-nya masing-masing.
"Papa, Mama, ayo kita makan..!" ajak anaknya yg kecil.
Tak sedikit pun ayah dan ibunya menoleh.
"Makan sajalah, itu makanannya sudah ada," sahut mamanya cuek.
Anaknya yang tua, yang juga masih anak-anak, kemudian menyuapi adiknya. Keduanya makan berdua tanpa bicara. Kedua anak itu sesekali memandang pengunjung lain. Di meja depan mereka, ada sebuah keluarga yang makan bersama dengan wajah ceria, dimana ayah dan ibunya dengan telaten mendengarkan celoteh dan canda mereka. Kedua anak itu iri, mereka sedih, dan kecewa yang terpancar jelas dari wajah keduanya. Saat itu pula saya tersentak. Apa yang saya lihat semoga tidak pernah terjadi pada Anda dan kita semua. Janganlah kita diperbudak oleh benda modern yang telah berhasil mengajak untuk melupakan dan menghilangkan cinta, dan kasih sayang dalam keluarga. (*)
TELEPON pintar atau smart phone, kini telah menjadi bagian hidup dan terlalu banyak menyita waktu pemiliknya dalam setiap harinya. Saya akan bercerita tentang kisah nyata di sebuah kafe. Bermula ketika sepasang suami istri membawa dua orang anak untuk makan malam. Sang ibu memesan makanan untuk anaknya. Ketika pesanan makanan datang, kedua anaknya diminta untuk segera makan. Sementara ayah dan ibunya asyik dengan smart phone di tangannya. Mereka tidak saling bicara, karena asyik dengan smart phone-nya masing-masing.
"Papa, Mama, ayo kita makan..!" ajak anaknya yg kecil.
Tak sedikit pun ayah dan ibunya menoleh.
"Makan sajalah, itu makanannya sudah ada," sahut mamanya cuek.
Anaknya yang tua, yang juga masih anak-anak, kemudian menyuapi adiknya. Keduanya makan berdua tanpa bicara. Kedua anak itu sesekali memandang pengunjung lain. Di meja depan mereka, ada sebuah keluarga yang makan bersama dengan wajah ceria, dimana ayah dan ibunya dengan telaten mendengarkan celoteh dan canda mereka. Kedua anak itu iri, mereka sedih, dan kecewa yang terpancar jelas dari wajah keduanya. Saat itu pula saya tersentak. Apa yang saya lihat semoga tidak pernah terjadi pada Anda dan kita semua. Janganlah kita diperbudak oleh benda modern yang telah berhasil mengajak untuk melupakan dan menghilangkan cinta, dan kasih sayang dalam keluarga. (*)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)