Senin, 22 Agustus 2016

HEBOH KASUS NAZAR

SEJAK lama yg namanya Nazar emang udah terkenal. Di Indonesia ada Nazaruddin yg terkenal sbg koruptor dari Partai Demokrat. Di Brazil ada Nazarudinho, di Jepang ada Nazaruto, di India ada Nazarukh Khan, di Italia ada Nazarino Rossi, di Belanda ada Nazar van Houten, di Malaysia ada teroris namanya Nazaruddin M Top, di Inggris ada pemain MU Nazarooney, saat hari raya ada kue Naz(t)ar, dan di perkotaan ada Nazar swalayan, Nazar murah, dll".

‪#‎IndahnyaBerbagi‬#

CEWEK ITU MAKHLUK PALING ANEH.....

"Sukanya jajan,
Hobbynya makan,
Wisatanya kuliner,
Keahliannya bikin makanan,
Kebiasaannya ngemil,
Tapi cita-citanya Langsing.
HaHaHaHaHa.....!
Eh, maaf!".

‪#‎DigaplokGayung‬#

ISU KENAIKAN HARGA ROKOK RP50 RIBU ITU BOHONG...!!!

"ISU KENAIKN HARGA ROKOK hingga Rp50 ribu per bungkus menjadi polemik di kalangan masyarakat, padahal pemerintah sejauh ini belum pernah membahasnya. Lucu kan?
Dikatakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pemerintah sampai saat ini belum membahas atau menerbitkan aturan terbaru mengenai harga jual eceran (HJE) maupun penetapan tarif cukai rokok baru. "Nggak ada itu. Nggak ada pembahasan soal HJE atau tarif rokok," kata Menkeu di Jakarta, Senin 22 Agustus 2016.
Artinya, isu kenaikan harga rokok Rp50 ribu per bungkus itu adalah ISAPAN JEMPOL DOANG alias TIDAK BENAR atau BOHONG. Bagi mereka yang tidak tahu tapi sok tahu, dan yang belum tahu, sesungguhnya kemunculan isu kenaikan harga rokok Rp50 ribu per bungkus itu merupakan hasil penelitian Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Manusia Universitas Indonesia (PKEKKFKM UI). Dalam penelitian itu disebutkan kenaikan harga rokok sebesar itu akan dapat mengurangi konsumsi rokok.
Hasil penelitian itu menyebutkan, 46 persen pecandu rokok akan berhenti bila harga rokok menembus angka di atas Rp 50 ribu per bungkus. Trus kenapa dari obrolan warung kopi, di teras-teras rumah, panggkalan ojek, pasar, di perkantoran, di kantin, dan di lobi-lobi hotel, mereka pada menyalahkan Pak Jokowi ya???".
Tahukah Anda? Penerimaan negara dari cukai rokok itu sebesar Rp141,7 triliun. Bandingkan dengan kontribusi perpajakan dari BUMN adalah 8,5 persen, real estate dan konstruksi 15,7 persen, sementara kesehatan dan farmasi 0,9 persen. Industri tembakau-rokok berkontribusi dalam output nasional 1,37 persen atau setara USD12,18 miliar, dengan kemampuan menyedot 6,1 juta orang tenaga kerja mulai dari pembibitan, pertanian, hingga perajangan".

#MikirKeras#

TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN

"Para pejabat bicara soal 'TRANPSORTASI RAMAH LINGKUNGAN'.
Inilah transportasi ramah lingkungan.
Kemana mereka?".

#SaveBecak#

NAMANYA SARI

"Hei, nama aku jOn. Nama kamu siapa?"
"Nama aku SARI..."
"Manis banget namanya. Nama lengkapnya apa?"
"SARI Roti...".

‪#‎KemudianDikunyah‬#

NGUMPET, PAK GURU LEWAT

"jOn, cepetan kamu ngumpet!" kata Kakek.
"Emang kenapa, Kek?" sahutnya.
"Kamu kan kemarin bolos sekolah karena alasan sakit. Bentar lagi Pak Guru lewat sini... cepetan ngumpet....!" jelas Kakek.
"Harusnya Kakek dong yg ngumpet...!" tukas jOn.
"Lah, kok Kakek yg harus ngumpet?" tanyanya.
"Soalnya kemaren jOn bolos sekolah dengan alesan Kakek barusan meninggal..." jelas jOn.
"Cucu Setan...!!!" marah Kakek.

‪#‎Don‬'tTryAtHome#

LUCUNYA PEJABAT DI NEGERI INI

“Ketika Susilo Bambang Yudoyono Ncapres, namanya disingkat jadi SBY. Kemudian Joko Widodo menjadi Jokowi atau Jusuf Kala menjadi JK. Saat Basuki Tjahaya Purnama ingin nyalon Cagub DKI, namanya jadi Ahok.
Nah, di bawah ini ada sejumlah tokoh nasional jika ingin nyalon dan menyingkat namanya diantaranya:
Satrio Priyono Budi Utomo (SPBU),
Narto Komar Baharudin (Narkoba),
Busyro Burhan Ahmad Yamin (Bubur Ayam),
Bakhul Somad (Bakso),
Citro Lukito Basuki (CiLukBa), dan
Hamdan Hamid Hasibuan (HaHaHa)”.

‪#‎Si Jon Tampan (SAMPAN)‬#

HIDUP ITU GAK ADIL

"Sesungguhnya,
HIDUP INI BENER-BENER GAK ADIL,
Karena butuh tujuh hari dari SENIN ke MINGGU,
Tapi hanya butuh sehari dari MINGGU ke SENIN". ‪

#‎BakarKalender#‬