Selasa, 25 Agustus 2009

Rokok

Aroma rokok mengantar jejak kaki rembulan yang menyapu wajah malam
batang demi batang Sampoerna menguap di udara,
mengejar kelebat lintang alihan yang menjauh mendendangkan raungan rindu.
rokok terakhir masih menyelip di ujung bibirku
namun mata ini telah redup.
kelopaknya lunglai, berat mengantuk.
Akankah kulewatkan makna batuk demi batuk yang menyalak dari tenggorokanku?

Tidak ada komentar :