”Anger Punishes Itself” (Penulis)
AMARAH bisa muncul kapan saja dari diri sendiri, dari orang lain bahkan dari istri, makhluk yang paling terdekat dengan kita sekalipun. Padahal, amarah lebih banyak timbulkan dampak negatifnya, ketimbang positifnya. Orang-orang bijak terkenal di dunia banyak berpesan dan memberikan nasihat tentang tidak ada untungnya seseorang marah.
Ambrose Bierce mengingatkan, “Bicaralah pada saat Anda sedang marah dan Anda akan melakukan pidato panjang yang akan Anda sesali”.
Baltasar Gracian memberi nasihat, “Janganlah melakukan apa pun pada saat Anda marah, karena semua yang Anda lakukan menjadi serba salah”.
Daniele Webster berpesan, “Tetaplah tenang, amarah bukanlah suatu alasan”.
Henry Ward Beecher berkata, “Janganlah Anda melupakan kata-kata seseorang yang sedang marah yang ditujukan kepada kita”.
Ovid berpetuah, “Bertambah agung seseoang, maka bertambah besar ketahanannya untuk tidak marah”. Saneca memberi tip ampuh, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati amarah adalah dengan menundanya".
Karenanya, jika memiliki kemampuan menahan amarah, bersikaplah seperti ceret yang memakai sempritan. Dia hanya bernyanyi saat airnya sudah mendidih. Kebanyakan, jika seseorang benar biasanya dapat menahan diri untuk bersabar. Tetapi jika orang itu bersalah, biasanya tidak dapat menahan diri untuk tidak marah. Padahal, dengan amarah, sangat sulit untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Simpanlah amarah karena tidak seorang pun yang menginginkannya.
Pepatah India menyebutkan amarah berakhir dengan kekejaman. Pepatah China berkata jika seseorang berada dalam keadaan marah, dia tidak berada di pihak yang benar, dan jangan menulis surat pada saat sedang marah. Pribahasa Jerman, amarah tanpa tenaga adalah kebodohan. Peribahasa India yang lain, janganlah melempar amarah yang dapat berbalik melawan, karena api memiliki panas yang sama saat dinyalakan. (***)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar