Tanyalah Ibu ini,
Dia tak butuh ucapan Selamat Hari Ibu..
Dia tak butuh pujian dan sanjungan.
Dia tak kenal Hari Ibu,
Dia tak ingin tahu apa itu Hari Ibu.
...Yang ingin dia tahu adalah:
Jawaban dari pertanyaan "Dimana Anakku?"
(Kalbar, 22 Desember 2010)
"SISIHKAN SEDIKIT HARTAMU UNTUK MEREKA YANG TIDAK MAMPU. SALURKAN LEWAT ANTO WINARNO FOUNDATION DI REKENING BNI 0205385272".
Rabu, 22 Desember 2010
Senin, 15 November 2010
Kangen........
(To My "Beloved" Son & Wife, 15 Nopember 2010. 16.15 WIB)
Tawa kecilnyanya....
amarahnya,
protesnya,
merajuknya,
pukulan manjanya,
pesing selimutnya,
Begitu indah, membuatku rindu.
Harum tubuhnya...
wangi rambutnya
coreng-moreng bedaknya,
lemparan botol susunya,
Terlalu manis, membuatku kangen.
Tangisnya,
celotehnya,
nanyian tak jelasnya,
ngoroknya,
Teramat merdu,
Membuatku selalu tak cukup waktu bersamanya...
Tawa kecilnyanya....
amarahnya,
protesnya,
merajuknya,
pukulan manjanya,
pesing selimutnya,
Begitu indah, membuatku rindu.
Harum tubuhnya...
wangi rambutnya
coreng-moreng bedaknya,
lemparan botol susunya,
Terlalu manis, membuatku kangen.
Tangisnya,
celotehnya,
nanyian tak jelasnya,
ngoroknya,
Teramat merdu,
Membuatku selalu tak cukup waktu bersamanya...
Selasa, 09 November 2010
Tangis Negeriku...
Tanahku bergetar berguncang hebat.
Senja elok pun terbirit lintang-pukang oleh gemertak bumi.
Segalanya luluh-lantak,
Raungan tak berdaya, memeras air mata,
bersama ribuan cerita.
Mereka tercabik ditikam alamku yang murka...
(9 Nopember 2010)
Senja elok pun terbirit lintang-pukang oleh gemertak bumi.
Segalanya luluh-lantak,
Raungan tak berdaya, memeras air mata,
bersama ribuan cerita.
Mereka tercabik ditikam alamku yang murka...
(9 Nopember 2010)
Kamis, 28 Oktober 2010
Hari Sumpah Serapah
Setiap hari rakyat kecil mengikrarkan Sumpah Serapah ttg sulitnya hidup di negeri aneh ini.
Tak heran,laknat Tuhan terus menghujani tiada henti.
Gunung marah muntahkan bencana pedih.
Laut geram mengirim tsunami.
Air menangis melukis banjir.
Angkasa murka,langit membelah hujan deras tiada tara,kilat menyambar tebar ancaman.
Tanah jengkel,menggeliat,berguncang longsor dendangkan lagu-lagu perih.
(Kalbar, 28 Oktober 2010)
Tak heran,laknat Tuhan terus menghujani tiada henti.
Gunung marah muntahkan bencana pedih.
Laut geram mengirim tsunami.
Air menangis melukis banjir.
Angkasa murka,langit membelah hujan deras tiada tara,kilat menyambar tebar ancaman.
Tanah jengkel,menggeliat,berguncang longsor dendangkan lagu-lagu perih.
(Kalbar, 28 Oktober 2010)
Rabu, 01 September 2010
Dingin
Bumi membeku, daun-daun, bebatuan dan pasir mengigil.
Angin sepoy kian menambah jiwa yang gemetar
mengiringi hentakan gigi yg beradu tanpa irama.....
tangan ini mengepal, memukul kosong.
ragaku terpuruk dalam dingin.
Angin sepoy kian menambah jiwa yang gemetar
mengiringi hentakan gigi yg beradu tanpa irama.....
tangan ini mengepal, memukul kosong.
ragaku terpuruk dalam dingin.
HUJAN
Semesta murka
marah
langit terbelah
dan...hujan pun tumpah.....................
wajah dan tangan menengadah
menantang hujaman badai selaksa panah
menembus bathin yang meratapi gundah
mengiringi lelah.
marah
langit terbelah
dan...hujan pun tumpah.....................
wajah dan tangan menengadah
menantang hujaman badai selaksa panah
menembus bathin yang meratapi gundah
mengiringi lelah.
Kau adalah Takdirku....
Ketika Tuhan menulis takdir-Nya,
Tuhan juga menulis satu nama untukku.
Siapa dia?
Kini terjawab sudah,
dia adalah isteriku.
dia adalah takdirku...
Selamat Ulang Tahun Sayang
.. I Love You....
Tuhan juga menulis satu nama untukku.
Siapa dia?
Kini terjawab sudah,
dia adalah isteriku.
dia adalah takdirku...
Selamat Ulang Tahun Sayang
.. I Love You....
Mawar Dirubung Semut
Di ujung senja,
mawar itu gemetar dan menggigil kuat...
sangat berhati-hati dia melipat daun-daun bunganya
nafasnya tersengal, dan mati.
Lunglai
dengan wajah tertunduk
terpaan angin, menggoyangnya
tapi dia telah mati
hampa tanpa jiwa.
mawar itu gemetar dan menggigil kuat...
sangat berhati-hati dia melipat daun-daun bunganya
nafasnya tersengal, dan mati.
Lunglai
dengan wajah tertunduk
terpaan angin, menggoyangnya
tapi dia telah mati
hampa tanpa jiwa.
Kemerdekaan (Semu) Bangsaku
65 Tahun Indonesia Merdeka.
Merdeka sudah, rakyat makin susah.
Merdeka sudah, pendidikan mahal harganya.
Merdeka sudah, kesehatan hanya untuk orang kaya.
Merdeka sudah, aman belum.
Merdeka sudah, harga sembako mencekik.
Merdeka sudah, korupsi subur.
Merdeka sudah, pejabat makmur.
Merdeka sudah, elit politik makin takabur.
Merdeka sudah, PAHLAWAN MENANGIS DI LIANG KUBUR MELIHAT NEGERINYA HANCUR LEBUR.....
(Kalbar,17 Agustus 2010)
Merdeka sudah, rakyat makin susah.
Merdeka sudah, pendidikan mahal harganya.
Merdeka sudah, kesehatan hanya untuk orang kaya.
Merdeka sudah, aman belum.
Merdeka sudah, harga sembako mencekik.
Merdeka sudah, korupsi subur.
Merdeka sudah, pejabat makmur.
Merdeka sudah, elit politik makin takabur.
Merdeka sudah, PAHLAWAN MENANGIS DI LIANG KUBUR MELIHAT NEGERINYA HANCUR LEBUR.....
(Kalbar,17 Agustus 2010)
Secrets of The Heart
...dan menghembuskan nafasnya yang terakhir,
dengan senyum sorgawi di bibirnya.
senyum penuh pengharapan serta maksud dalam kehidupan.
...senyum kemenangan.
..senyum Ilahi....
(Kahlil Gibran)
dengan senyum sorgawi di bibirnya.
senyum penuh pengharapan serta maksud dalam kehidupan.
...senyum kemenangan.
..senyum Ilahi....
(Kahlil Gibran)
Langganan:
Postingan
(
Atom
)