Setiap hari rakyat kecil mengikrarkan Sumpah Serapah ttg sulitnya hidup di negeri aneh ini.
Tak heran,laknat Tuhan terus menghujani tiada henti.
Gunung marah muntahkan bencana pedih.
Laut geram mengirim tsunami.
Air menangis melukis banjir.
Angkasa murka,langit membelah hujan deras tiada tara,kilat menyambar tebar ancaman.
Tanah jengkel,menggeliat,berguncang longsor dendangkan lagu-lagu perih.
(Kalbar, 28 Oktober 2010)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar