Gemuruh atap tiba-tiba sunyi,
Dentingan rintik tak lagi menghantam seng,
Gemericik irama pancuran tak pula menyelingi.
Aku menggigil,
Tubuhku basah kuyub,
Aku tersadar, ternyata rumah ini atapnya belum dipasang.
Aku berteduh di tempat yang salah, Bro....
Aku pasrah...
Saat dingin mendekap jiwaku yang kian membeku.
Aku hanya mampu meratap kepada curah hujan,
Merintih kepada langit,
Dan menghujat mendung hitam yang menggantung di cakrawala.
Oh, payung...!
Dimana engkau payung??
Terlanjur basah,
Jiwaku meronta ingin Ngojek Payung, Coy!
(Pontianak, 21 September 2016, 16.05 WIB)
#PuisiGagal#
Tidak ada komentar :
Posting Komentar