Rabu, 23 Desember 2015

PSK ARTIS vs PSK JALANAN

"Sekali saja hukum melakukan ketidakadilan, maka hukum akan membutuhkan beribu-ribu ketidakadilan lagi untuk menutupi ketidakadilan sebelumnya". (Penulis)

COBA lihat, Penjaja Seks Komersil (PSK) jalanan dikejar-kejar, diperlakukan tak manusiawi, dihina, dilecehkan, bahkan disakiti secara fisik, dan diangkut pakai truk terbuka ke kantor petugas.
Padahal mereka 'terpaksa' jadi PSK akibat tuntutan ekonomi alias urusan perut dan kelangsungan hidup. Tapi meraka disanksi tegas oleh aparat penegak hukum yang gagah perkasa di negeri ini.
Sementara itu, coba lihat lagi, para PSK artis diperlakukan sangat berbeda, dibela mati-matian oleh para pengacara top (yang tak tau dibayar pakai apa), untuk kemudian membebaskan para PSK artis dengan dalih mereka cuma 'korban' penjualan manusia (trafficking). Emangnya mereka korban siapa? Bukankah mereka melakukannya dengan sukarela, tanpa paksaan? Mereka tidak diculik, tidak disekap dan tidak pula dipaksa menjadi PSK tanpa bayaran. Justru PSK artis dibayar puluhan juta hingga ratusan juta rupiah oleh para pelanggannya yang berkantong tebal. Yang pasti hanya kalangan pejabat korup dan pengusaha yang mampu melacur dengan tarif antara Rp25 juta hingga ratusan juta rupiah. So, waspadalah Anda-anda yang punya suami pejabat dan pengusaha.
Namun lihatlah, perlakuan hukum di negeri ini tidak sama terhadap PSK jalanan dan PSK artis. Padahal, menjadi PSK jalanan karena alasan untuk bertahan hidup, sedangkan PSK artis karena alasan gaya hidup mewah yang tak sebanding dengan pendapatan.
Tapi ya sudahlah...Inilah faktanya, inilah negeriku.

‪#‎Ini‬ Pendapatku, Kamu Gak Usah Berpendapat#

Tidak ada komentar :