SEORANG suffiah bernama Mustafa Mahmoud bercerita dalam bukunya berjudul “Melihat Allah”, bahwa banyak kejadian di dunia ini yang pantas dijadikan sebagai pelajaran oleh manusia.
Dia mencontohkan tentang kisah peristiwa menggemparkan di Cairo, Mesir beberapa puluh tahun silam. Kisah seorang pemain sirkus yang harus tewas mengenaskan seusai pertunjukan karena diterkam oleh macan peliharaannya sendiri. Sebelum menghembusakan nafas terakhirnya, dia sempat berpesan kepada anaknya agar macan itu tidak dibunuh.
Konon, pesan terakhir itu dipenuhi oleh sang anak dan memilih mengirim si Raja Rimba itu ke sebuah kebun binatang di kota yang sama. Di tempat barunya, macan itu menjadi seekor binatang yang pendiam, pemurung dan tak bergairah sama sekali. Meski disediakan daging segar dan betina paling cantik dari bangsanya, tetap saja dia tak berselera. Dia benar-benar seperti mengalami gangguan jiwa hingga akhirnya ditemukan mati dalam keadaan mengenaskan. Ekornya terbelah, keempat cakarnya hancur putus dimakan olehnya sendiri. Seolah-olah cakar itu lah yang selalu mengingatkan pada dirinya tentang perbuatan jahat yang kemudian paling dia sesali dan sangat memalukan karena telah membunuh tuannya sendiri yang selama ini menjaganya, menghidupinya dan menyayanginya sejak kecil.
Selain contoh di atas, jenis binatang lain yang dikenal memiliki rasa malu adalah onta. Konon, sebelum melakukan hubungan intim, binatang khas gurun pasir ini terlebih dulu akan mengelilingi daerah sekitar untuk memastikan tidak ada sepasang mata yang memperhatikannya. Karenanya, onta dijuluki “Raksasa Pemalu”.
Demikian pula dengan kucing. Setelah selesai membuang hajat, binatang peliharaan ini tidak akan buru-buru beranjak pergi. Tetapi terlebih dahulu dia akan menimbun kotorannya dengan pasir atau tanah beberapa kali hingga tidak menimbulkan bau.
Ironis memang, ketika banyak pemimpin di negeri ini banyak yang tidak lagi memiliki rasa malu dan empati. Berteriak seperti orang gila untuk membubarkan KPK yang begitu dicintai rakyat, namun dia nekat menganggap dirinya sebagai orang-orang yang terhormat. Padahal derajatnya tak lebih tinggi dari pada binatang yang masih memiliki rasa malu. (*)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar