Oleh: Anto Winarno
SETIAP tahun, Hari Sumpah Pemuda diperingati, dengan mengusung tema yang selalu hebat dan indah untuk dibaca.
Puja-puji mengalir untuk para pemuda yang digadang-gadang sebagai generasi penerus bangsa.
Tapi coba lihat di jalanan!! Para pemuda itu saling bunuh dengan darah korbannya menciprat di baju seragamnya.
Coba lihat di kampus!! Para pemuda saling culik, saling serang, jadi ayam kampus, persis kisah sinetron-sinetron sampah yang bertebaran di televisi nasional.
Coba lihat di pusat-pusat rehabilitasi narkoba!! Mereka menjadi generasi bego yang telah menghancurkan masa depannya.
Coba lihat di temaram gemerap dunia malam!! Mereka begitu murah menjajakan dirinya ditukar dengan rupiah atau barang haram.
Coba lihat di pojok-pojok pasar, di bawah jembatan, di bantaran sungai, dan di persimpangan lampu merah!! Mereka kelaparan, sementara para pejabat berpesta pora menggarong duit rakyat.
Coba lihat sekolah-sekolah!! Mereka dikelompok-kelompokkan dalam sekolah-sekolah mahal dan sekolah-sekolah murahan.
Coba lihat di jagat hiburan!! Para pemuda dipaksa menjadi dewasa sebelum waktunya, untuk pamer paha dan dada dalam balutan pakaian seksi mengundang pemerkosa.
Coba lihat di acara-acara televisi!! Mereka diciptakan untuk menjadi remaja-remaja ngondek dan alay.
Coba dengar apa yang keluar dari mulut-mulut mereka!! Meraka begitu mudah mencaci, memaki dan menyumpah serapah.
Bagaimana mungkin tercipta 'Generasi Emas', jika para pejabat sibuk menimbun pundi-pundi Emas untuk kantongnya sendiri.
Kami, generasi muda butuh dibina dan diberdayakan, tidak sekedar dijejali dengan wacana dan tema indah yang dipampang dalam baliho besar di setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Jangan biarkan Hari Sumpah Pemuda menjadi Hari Sumpah Serapah Pemuda!.
#Pontianak, 28 Oktober 2015#
Tidak ada komentar :
Posting Komentar