“Semua orang terlahir sama, tetapi kebajikannya yang membuatnya berbeda antara satu dengan yang lainnya”. (Voltaire)
SAYA tidak tahu mengapa, ketika pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 lalu, ribuan orang terbukti masih memberikan suaranya kepada seorang Caleg tahanan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang meringkuk di balik jeruji besi karena diduga terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi (Tipikor).
Serta merta muncul pertanyaan besar di dalam benak saya, apakah ribuan orang ini sudah tidak punya pilihan lain selain Caleg tahanan koruptor ini? Apakah caleg-caleg lain sedemikian buruknya sehingga ribuan orang ini tetap mencoblos Caleg yang sedang mendekam di penjara ini?
Dia adalah Dr Hj Chairunnisa MA, anggota DPR RI non aktif tahanan KPK yang juga seorang Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah dari Partai Golongan Karya. KPU Palangka Raya mengungkapkan, caleg ini masih memperolah dukungan sebanyak 1.592 suara untuk partainya.
"Perolehan suara Chairunnisa tersebut berada di urutan ketiga terbanyak dari seluruh daftar Caleg DPR RI Partai Gokar," ujar anggota Divisi Data dan Informasi KPU Palangka Raya Wawan Wiraatmaja, 22 April lalu.
Bagi saya, pencapaian Chairunnisa ini luar biasa hebat. Ribuan orang yang memilihnya juga tidak kalah luar biasa hebatnya. Sesungguhnya Chairunnisa sudah dijatuhi hukuman 4 tahun penjara, dan denda Rp 100 juta subsider tiga bulan kurungan. Namun Chairunnisa tengah mengajukan banding, sehingga belum ada keputusan tetap, dia masih boleh menjadi Caleg DPR RI.
Artinya, suaranya tetap milik Chairunnisa, dan apabila sudah ada keputusan hukum tetap, suara yang didapat Chairunnisa akan dimasukkan ke perolehan suara partai. Meskipun dinyatakan terbukti bersalah dalam perkara suap penanganan sengketa Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah di Mahkamah Konstitusi, namun ribuan orang masih memilihnya.
So, mengapa seorang seperti Chairunnisa ini masih juga dipilih oleh ribuan orang untuk menjadi Wakil Rakyat yang Terhormat? Entahlah. Tanya saja kepada rumput yang sudah mulai enggan bergoyang di negeri aneh ini.
Sekedar informasi, seorang Aceng Fikri mantan Bupati Garut yang dipecat, dikabarkan juga lolos ke Senayan menjadi seorang anggota DPD. Kemudian, ada dua anak Ratu Atut, Gubernur Banten yang meringkuk di tahanan KPK karena kasus korupsi, juga lolos ke Senayan menjadi anggota DPR. Wow, apa yang salah dengan negeri ini? Entahlah.(*)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar