Minggu, 16 September 2012

REPUBLIK GAGAL

“Di dalam negara yang memiliki pemerintahan baik, kemiskinan adalah hal yang memalukan. Di dalam negara yang memiliki pemerintahan buruk, kekayaan adalah hal yang memalukan”.(Confusius) BERBAGAI konflik yang teradi di Indonesia, benar-benar membikin jengah orang-orang yang mencintai ketentraman dan kedamaian. Karena, apa pun alasannya, Damai Itu Indah. Di sebuah negara yang terus diwarnai peristiwa konflik, bisa dikatakan sebagai negara gagal. Sebuah riset lembaga nirlaba di Washington DC, Amerika Serikat, bernama The Fund for Peace yang menyusun indeks negara gagal (failed state index) pada 18 Juni 2012, menempatkan Indonesia pada peringkat 63 diantara 178 negara. Artinya, peringkat tersebut menegaskan Indoesia termasuk dalam kelompok negara-negara yang dalam bahaya menuju negara gagal. Rotberg dalam karya monumentalnya yang bertajuk Failed State, Collapsed States, Weak States: Causes and Indicators, menuliskan, dikatakan gagal jika memiliki sejumlah indicator, diantaranya negara itu gagal menjamin rasa aman rakyatnya, negara rawan terhadap tekanan asing, pemerintah pusat tidak mampu menyelesaikan masalah internal (dalam negeri), negara tidak mampu mengendalikan terjadinya konflik etnis dan agama, serta kian merajalelanya praktik korupsi dan legimitasi negara yang terus merosot. Jika melihat indicator yang disampaikan oleh Rotberg tersebut, maka kondisi seperti yang digambarkan tersebut tidak dapat dibantah lagi di Indonesia sebagai negara yang akan menuju kegagalan. Misalnya, konflik antar kelompok yang kerap terjadi di negeri ini yang konstalasinya ada kecenderungan ,terus meningkat. Baik secara kualitas, kuantitas naupun variasinya. Contoh terkini adalah konflik horizontal antara penganut Sunni dan Syiah di Madura. Termasuk bentrokan antar kelompok di dalam masyarakat yang menyebabkan hilangnya rasa aman bagi masyarakat. Namun, terlepas dari semua itu, setidaknya para pejabat, pengambil kebijakan, pemimpin kelopok, dan pengemban kepentingan, musti mulai menyadari, betapa Damai Itu indah. Sebuah kalimat klasik yang mudah diucapkan, namun banyak yang tak paham melaksanakannya. Salam Piss dari Penulis untuk Indonesia. (***)

Tidak ada komentar :